Selasa, 31 Januari 2012

Benteng peninggalan perang salib di mesir




Mesir adalah gudangnya sejarah! Bagaiman tidak, peradaban manusia di dunia berawal dari sini. Sangat rugi rasanya kalau tinggal di sini tapi tidak belajar sejarah.

Walaupun, kota di aderah ini tak sebersih kota-kota lainnya di Eropa bangunan peninggalan ratusan bahkan ribuan tahun lalu masih masih sangat terawat. Masjid-masjid yang seumuran dengan zaman Majapahit di Indonesia masih kokoh berdiri dan tetap terpakai.

Salah satu tempat yang merupakan peninggalan bersejarah adalah Citadel. Citadel dalam bahasa Indonesia berarti benteng. Tempat ini merupakan landmark Kota Kairo yang berada tidak jauh dari Universitas Al-Azhar. Salah satu jejak peninggalan Perang Salib ke-2 yang terjadi sekitar tahun 1140-an sampai sekitar tahun 1190-an. Dari sini kita dapat mengenal Sultan Saladin atau lebih terkenal dengan Salahudin Al Ayyubi. Seorang raja, panglima perang yang sangat pandai menyusun strategi tapi penuh toleransi. Beliau juga menjadi tokoh terbesar ksatria Muslim sepanjang Perang Salib.

Citadel juga menjadi salah satu tempat tertinggi yang ada di Kairo selain Al-Azhar Park dan Muqattam. Berada di kawasan Kota Lama Kairo membuat kita bisa melihat pemandangan Kairo yang seutuhnya. Dari sini kita juga bisa melihat pyramid dengan cukup jelas. Berdiri di salah satu sisi Jalan Autostrad, Kairo membuat Citadel terlihat sangat kokoh. Jaraknya dari bandara sekitar 30 menit bila kita naik taksi dan membayar sebesar 20 EGP.

Untuk tiket masuk Citadel kita hanya membayar 50 EGP untuk umum dan 25 EGP untuk pelajar. Di dalam Citadel terdapat dua masjid kuno, yaitu Masjid Al-Nasir Mohammad Ibn Qalaun dan Masjid Mohammad Ali Pasha. Kedua masjid ini memiliki keindahan dan arsitektur yang khas.

Masjid Al-Nasir Mohammad Ibn Qalaun dibangun pada tahun 1335 Masehi. Al-Nasir Mohammad Ibn Qalaun yang memerintah pada kurun waktu 31 tahun (1309-1340 Masehi) yang membangun masjid ini. Masyarakat Kairo menyebutnya Masjid Benteng karena bangunan ini berbentuk persegi panjang dan dikelilingi oleh tembok yang keras dan kokoh serta lantainya yang terbuat dari marmer masih terlihat utuh.

Yang ke dua adalah Masjid Mohammad Ali Pasha, arsitektur masjid ini sangat indah karena kubahnya terlihat menjulang dan selalu menjadi objek foto bagi para penggemar fotografi. Mohammad Ali Pasha mendirikan masjid ini pada tahun 1830 Masehi. Masyarakat Mesir menganggap beliau sebagai pendiri Mesir modern dan sempat memerintah antara tahun 1804-1849 Masehi. Beliau juga pendiri sekolah militer pertama di Mesir sekitar tahun 1815, sekolah teknik tahun 1816, dan kedokteran tahun 1827. Beliau juga mendatangkan guru-gurunya dari Barat. Eskterior dan interior masjid ini lebih modern daripada Masjid Sultan Nasir Mohammad Ibn Qala'un. Ya, melihat dari tahun pembangunannya Masjid Mohammad Ali Pasha ini umurnya lebih muda.

Di dalam Citadel juga terdapat Military Museum tapi sayangnya saat ini museum tersebut ditutup. Tak ada yang tahu alasannya atau memang tidak dibuka untuk umum.

Ingin rasanya berlama-lama di Citadel sambil membaca buku sejarah tentang Perang Salib. Berada di sebuah tempat yang memiliki nilai sejarah, kita akan merasa terbawa melintasi lorong waktu. Akan tetapi, waktu juga yang menyebabkan kita tak bisa berlama-lama di sini. Bila Anda berwisata ke Kairo, Mesir ada baiknya berkunjung ke Citadel dan merasakan langsung benteng peninggalan Perang Salib ini.

































Tidak ada komentar:

Posting Komentar