Sebuah perpustakan terbesar di dunia pernah dibangun.
Perpustakaan tersebut teletak di kota Alexandria atau Iskandariyah, 208 km dari
kota Kairo Mesir. Didirikan pada awal abad ke-3 SM pada masa pemerintahan
Ptolemeus II dari Mesir. Di dalamnya terdapat koleksi manuskrip terbanyak di
dunia yaitu 700.000 gulungan papirus. Setelah abad kelima masehi koleksi
tersebut hilang untuk selamanya. Perpustakaan tersebut dikenal dengan Bibliotheca
Alexandria atau Perpustakaan Alexandria dalam bahasa Arab مكتبة الإسكندرية (Maktabah Al-Iskandariyyah).
Ada tiga kejadian yang menyebabkan perpustakaan tersebut
lenyap. Pertama ketika Julius Caesar,
kaisar Roma, memerintahkan untuk membakar perpustakaan tersebut dalam perang
melawan Ptolomeus. Tujuannya untuk menghambat gerakan lawan, karena Julius
Caesar tahu warga Alexandria begitu mencintai Bibliotheca Alexandria. Sehingga
ketika Bibliotheca Alexandria dibakar, seluruh warga Alexandria dikerahkan
untuk memadamkan api di perpustakaan tersebut dan meninggalkan Julius Caesar. Tidak
kurang dari 40.000 buku hangus terbakar. Hal itu menimbulkan kesedihan mendalam
di hati warga Alexandria. Sedangkan, kerusakan kedua dan ketiga
disebabkan oleh penyerangan bangsa Aurelian sekitar abad 3 SM dan
perusakan oleh Theophilus.
Bibliotheca Alexandria telah kembali dengan gelar yang
berusaha dipertahaankannya yaitu sebagai perpustakaan terbesar di dunia.
Dibangun di dekat bangunan lama atas tunjukan dari Presiden Mesir saat itu
yaitu Hosni Mubarak. Sebenarnya ide pembangunan perpustakaan Alexandria muncul
pada awal tahun 1970-an dari akademisi Universitas Alexandria Mesir dan pemerintah
Mesir menyambut hangat, tetapi gagal dalam merealisasikannya. Hingga tahun 1980-an
ide tersebut muncul kembali. Pada tahun 1989, Mesir mengumumkan kompetisi
arsitektur untuk merancang Perpustakaan Alexandria yang baru. Sekitar 650 tim
menyerahkan rencana mereka. Pemenangnya adalah Snøhetta, sebuah kantor arsitek
kecil di Norwegia yang tidak pernah memenangkan kompetisi dan membangun gedung
dalam skala besar. Perpustakaan Alexandria yang baru menghabiskan dana sekitar
US$ 200 juta dalam pembangunannya dan resmi dibuka pada tahun 2002.
Perpustakaan Alexandria tepatnya dibangun di dekat gedung
Fakultas Seni Universitas Alexandria di wilayah Shatby kota Alexandria.
Bangunan yang menghadap ke utara tepat di bibir laut Mediterania ini seperti
tengelam kedalam tanah. Berbentuk lingkaran berdiameter 160 m. Konsep lingkaran
ini merupakan simbol Mesir menerangi dunia dan peradaban manusia.
Dinding luar terbuat dari batu granit Zimbabwe seluas 8.000
m2. Susunannya terdiri atas batu granit berukuran 2 x 1 m yang pada
permukaannya terukir aneka huruf dari berbagai bahasa dunia dalam kurun waktu 10.000
tahun lebih dan lebih dari 500 kebudayaan dunia. Hal ini menimbulkan kesan yang
sangat kuat bahwa betapa tingginya kebudayaan manusia dalam bidang
tulis-menulis.
Gedung Perpustakaan Alexandria tersebut seperti terpotong
miring atau bagian sisi utara gedung seperti amblas ke dalam tanah. Bagian yang
rendah, yaitu tepat di sebelah utara terdapat kolam, berguna untuk
menetralisasi panas. Atapnya terbuat dari kaca sehingga menerangi dalam
perpustakaan. Agar tidak menyilaukan, atap perpustakaan berlantai 10 ini dibuat
landai dan berlereng-lereng. Filterisasi cahaya dilakukan oleh langit-langitnya
yang berundak-undak, sehingga tidak membuat pengunjung silau. Selain itu, cahaya
yang menerobos pada ruangan akan membentuk siluet pada langit-langit setinggi
17 meter dari lantai tersebut.
Perpustakaan Alexandria dapat menampung sekitar 8 juta buku.
Koleksi bukunya berasal dari berbagai penjuru dunia dengan berbagai jenis buku
dan bahasa. Terdapat ruang baca seluas 70.000 m2 yang menyediakan
2000 tempat duduk. Ruangan tersebut memakai hampir separuh dari total ruangan.
Dari sini pengunjung dimanjakan dengan pemandangan laut mediterania di arah
utara. Hampir seluruh ruangan dalam perpustakaan ini merefleksikan artistik
dari sejarah desain Mesir. Seperti di ruang baca utama yang sangat
mempertimbangkan aspek ergonomis, dan kemiringan dinding dan atap kaca.
Selain itu, perpustakaan Alexandria juga mengoleksi ukiran
asli, litografi (cetak batu) serta naskah dan buku kuno, foto, dan peta
Alexandria oleh seniman dari abad ke-15 dan ke-19, serta sebuah pameran
permanen yang didedikasikan untuk karya sastra sinematik dan lukisan dari direktor,
desainer produksi dan pembuat film Mesir Shadi Abdel Salam.
Salah satu koleksi terpentingnya adalah salinan langka dari
Al-Qur’an. Koleksi tersebut berada dalam sebuah ruangan seluas 344 m2.
Didalamnya terdapat 12 kotak pameran yang disumbangkan dari Italia dan 20 kotak
pameran buatan Mesir. Terdapat sekitar 120 manuskrip dan buku langka yang
dipamerkan dalam kotak ini Ada juga 200 ruang untuk sarjana dan peneliti dan
ruang pameran buku langka. Koleksi-koleksi tersebut disimpan dalam kotak
khusus.
Di dalam kompleks perpustakaan ini juga terdapat planetarium
yang berbentuk bulat di bagian luar. Planetarium tersebut merupakan simbol dari
kemampuan manusia ketika dapat mendaratkan kaki pertama kali di bulan.
Terdapat juga sebuah Museum Antiquities. Koleksinya berupa
benda-benda antik dan 1.100 dokumen dari berbagai peradaban seperti masa Firaun,
masa Islam, masa Yunani, Romawi Kuno dan Koptik. Ada juga artefak yang
ditemukan di lokasi pembangunan perpustakaan tersebut.
Jaringan internet yang dimiliki perpustakaan Alexandria ini
sangat canggih dan besar kapasitas penyimpanan datanya. Generasi kedua pada
tahun 2006 dapat memuat 1.5 petabyte data dalam 23 rak. Sekarang, kapasitas penyimpanan
data menjadi 3,7 petabyte yang terdiri dari berbagai macam data dalam 1.636
komputer. Penyimpanan data telah dimulai pada tahun 1996 hingga tahun 2007 mencakup web pages,
televisi Mesir dan US, film dan buku digital.
Perpustakaan Alexandria buka dari hari Sabtu-Kamis pukul
11.00-19.00 waktu setempat, sedangkan hari Jum’at pukul 15.00-19.00 waktu
setempat. Jika ingin berkunjung kedalam perpustakaan harus rela merogoh kocek sebesar
EGP 10 (sekitar Rp 16.000,00) sedangkan untuk melihat pameran lain dapat
dikenakan tambahan biaya. Bagi yang ingin berkunjung dalam dunia maya dapat
mengunjungi official sitenya yaitu www.bibalex.org.
Sekarang, Bibliotheca Alexandria, sebagai perpustakaan
terbesar di dunia telah kembali. Arsitekturnya memadukan budaya masa silam dan
masa depan. Jadi pantaslah Bibliotheca Alexandria Berjaya kembali.
|
Tampak dalam Planetarium |
|
Ruang Pertemuan |
|
Koleksoi Kaligrafi |
|
Koleksi Buku Langka |
|
Recepsionis |
|
Bagian Anak-Anak |
|
Ruang Baca Anak-Anak |
|
Ruang Baca Anak-Anak |
|
Ruang Baca |
|
Rak Buku |
|
Salah satu surat Nabi Muhammad |
|
Science for all |
|
Ruang Anak-Anak |
|
Planetarium |
|
Ruang Koleksi |
|
Planetarium tampak siang hari |
|
Planetarium tampak malam hari |
|
Buku Langka |
|
Vista (Virtual Immersive Science and Technology Applications) |
|
CULTURAMA (Cultural Panorama) |
|
Planetarium |
|
Vista (Virtual Immersive Science and Technology Applications) |
|
Internet Archive |
|
CULTURAMA (Cultural Panorama) |
|
Gulungan Papirus |
|
Dinding Perpustakaan |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar