Minggu, 16 Oktober 2011

Perpustakaan Terbesar di Dunia Telah Kembali

Sebuah perpustakan terbesar di dunia pernah dibangun. Perpustakaan tersebut teletak di kota Alexandria atau Iskandariyah, 208 km dari kota Kairo Mesir. Didirikan pada awal abad ke-3 SM pada masa pemerintahan Ptolemeus II dari Mesir. Di dalamnya terdapat koleksi manuskrip terbanyak di dunia yaitu 700.000 gulungan papirus. Setelah abad kelima masehi koleksi tersebut hilang untuk selamanya. Perpustakaan tersebut dikenal dengan Bibliotheca Alexandria atau Perpustakaan Alexandria dalam bahasa Arab مكتبة الإسكندرية (Maktabah Al-Iskandariyyah).
Ada tiga kejadian yang menyebabkan perpustakaan tersebut lenyap. Pertama ketika  Julius Caesar, kaisar Roma, memerintahkan untuk membakar perpustakaan tersebut dalam perang melawan Ptolomeus. Tujuannya untuk menghambat gerakan lawan, karena Julius Caesar tahu warga Alexandria begitu mencintai Bibliotheca Alexandria. Sehingga ketika Bibliotheca Alexandria dibakar, seluruh warga Alexandria dikerahkan untuk memadamkan api di perpustakaan tersebut dan meninggalkan Julius Caesar. Tidak kurang dari 40.000 buku hangus terbakar. Hal itu menimbulkan kesedihan mendalam di  hati warga Alexandria. Sedangkan, kerusakan kedua dan ketiga disebabkan oleh  penyerangan  bangsa Aurelian sekitar abad 3 SM dan perusakan oleh Theophilus.
Bibliotheca Alexandria telah kembali dengan gelar yang berusaha dipertahaankannya yaitu sebagai perpustakaan terbesar di dunia. Dibangun di dekat bangunan lama atas tunjukan dari Presiden Mesir saat itu yaitu Hosni Mubarak. Sebenarnya ide pembangunan perpustakaan Alexandria muncul pada awal tahun 1970-an dari akademisi Universitas Alexandria Mesir dan pemerintah Mesir menyambut hangat, tetapi gagal dalam merealisasikannya. Hingga tahun 1980-an ide tersebut muncul kembali. Pada tahun 1989, Mesir mengumumkan kompetisi arsitektur untuk merancang Perpustakaan Alexandria yang baru. Sekitar 650 tim menyerahkan rencana mereka. Pemenangnya adalah Snøhetta, sebuah kantor arsitek kecil di Norwegia yang tidak pernah memenangkan kompetisi dan membangun gedung dalam skala besar. Perpustakaan Alexandria yang baru menghabiskan dana sekitar US$ 200 juta dalam pembangunannya dan resmi dibuka pada tahun 2002.
Perpustakaan Alexandria tepatnya dibangun di dekat gedung Fakultas Seni Universitas Alexandria di wilayah Shatby kota Alexandria. Bangunan yang menghadap ke utara tepat di bibir laut Mediterania ini seperti tengelam kedalam tanah. Berbentuk lingkaran berdiameter 160 m. Konsep lingkaran ini merupakan simbol Mesir menerangi dunia dan peradaban manusia.
Dinding luar terbuat dari batu granit Zimbabwe seluas 8.000 m2. Susunannya terdiri atas batu granit berukuran 2 x 1 m yang pada permukaannya terukir aneka huruf dari berbagai bahasa dunia dalam kurun waktu 10.000 tahun lebih dan lebih dari 500 kebudayaan dunia. Hal ini menimbulkan kesan yang sangat kuat bahwa betapa tingginya kebudayaan manusia dalam bidang tulis-menulis.
Gedung Perpustakaan Alexandria tersebut seperti terpotong miring atau bagian sisi utara gedung seperti amblas ke dalam tanah. Bagian yang rendah, yaitu tepat di sebelah utara terdapat kolam, berguna untuk menetralisasi panas. Atapnya terbuat dari kaca sehingga menerangi dalam perpustakaan. Agar tidak menyilaukan, atap perpustakaan berlantai 10 ini dibuat landai dan berlereng-lereng. Filterisasi cahaya dilakukan oleh langit-langitnya yang berundak-undak, sehingga tidak membuat pengunjung silau. Selain itu, cahaya yang menerobos pada ruangan akan membentuk siluet pada langit-langit setinggi 17 meter dari lantai tersebut.
Perpustakaan Alexandria dapat menampung sekitar 8 juta buku. Koleksi bukunya berasal dari berbagai penjuru dunia dengan berbagai jenis buku dan bahasa. Terdapat ruang baca seluas 70.000 m2 yang menyediakan 2000 tempat duduk. Ruangan tersebut memakai hampir separuh dari total ruangan. Dari sini pengunjung dimanjakan dengan pemandangan laut mediterania di arah utara. Hampir seluruh ruangan dalam perpustakaan ini merefleksikan artistik dari sejarah desain Mesir. Seperti di ruang baca utama yang sangat mempertimbangkan aspek ergonomis, dan kemiringan dinding dan atap kaca.
Selain itu, perpustakaan Alexandria juga mengoleksi ukiran asli, litografi (cetak batu) serta naskah dan buku kuno, foto, dan peta Alexandria oleh seniman dari abad ke-15 dan ke-19, serta sebuah pameran permanen yang didedikasikan untuk karya sastra sinematik dan lukisan dari direktor, desainer produksi dan pembuat film Mesir Shadi Abdel Salam.
Salah satu koleksi terpentingnya adalah salinan langka dari Al-Qur’an. Koleksi tersebut berada dalam sebuah ruangan seluas 344 m2. Didalamnya terdapat 12 kotak pameran yang disumbangkan dari Italia dan 20 kotak pameran buatan Mesir. Terdapat sekitar 120 manuskrip dan buku langka yang dipamerkan dalam kotak ini Ada juga 200 ruang untuk sarjana dan peneliti dan ruang pameran buku langka. Koleksi-koleksi tersebut disimpan dalam kotak khusus.
Di dalam kompleks perpustakaan ini juga terdapat planetarium yang berbentuk bulat di bagian luar. Planetarium tersebut merupakan simbol dari kemampuan manusia ketika dapat mendaratkan kaki pertama kali di bulan.
Terdapat juga sebuah Museum Antiquities. Koleksinya berupa benda-benda antik dan 1.100 dokumen dari berbagai peradaban seperti masa Firaun, masa Islam, masa Yunani, Romawi Kuno dan Koptik. Ada juga artefak yang ditemukan di lokasi pembangunan perpustakaan tersebut.
Jaringan internet yang dimiliki perpustakaan Alexandria ini sangat canggih dan besar kapasitas penyimpanan datanya. Generasi kedua pada tahun 2006 dapat memuat 1.5 petabyte data dalam 23 rak. Sekarang, kapasitas penyimpanan data menjadi 3,7 petabyte yang terdiri dari berbagai macam data dalam 1.636 komputer. Penyimpanan data telah dimulai pada tahun 1996 hingga tahun 2007 mencakup web pages, televisi Mesir dan US, film dan buku digital.
Perpustakaan Alexandria buka dari hari Sabtu-Kamis pukul 11.00-19.00 waktu setempat, sedangkan hari Jum’at pukul 15.00-19.00 waktu setempat. Jika ingin berkunjung kedalam perpustakaan harus rela merogoh kocek sebesar EGP 10 (sekitar Rp 16.000,00) sedangkan untuk melihat pameran lain dapat dikenakan tambahan biaya. Bagi yang ingin berkunjung dalam dunia maya dapat mengunjungi official sitenya yaitu www.bibalex.org.
Sekarang, Bibliotheca Alexandria, sebagai perpustakaan terbesar di dunia telah kembali. Arsitekturnya memadukan budaya masa silam dan masa depan. Jadi pantaslah Bibliotheca Alexandria Berjaya kembali.

Tampak dalam Planetarium
Ruang Pertemuan
Koleksoi Kaligrafi
Koleksi Buku Langka
Recepsionis
Bagian Anak-Anak
Ruang Baca Anak-Anak
Ruang Baca Anak-Anak
Ruang Baca
Rak Buku
Salah satu surat Nabi Muhammad
Science for all

Ruang Anak-Anak
Planetarium
Ruang Koleksi
Planetarium tampak siang hari
Planetarium tampak malam hari
Buku Langka
Vista (Virtual Immersive Science and Technology Applications)
CULTURAMA (Cultural Panorama)
Planetarium
Vista (Virtual Immersive Science and Technology Applications)
 Internet Archive
CULTURAMA (Cultural Panorama)
Gulungan Papirus
Dinding Perpustakaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar